Jakarta, swarabhayangkara– Jangan terjebak dengan asumsi dan imaji penuh pada judul filmnya. Bisa jadi itu cuma permainan kata yang bisa saja menjerumuskan kita pada pemahaman esensi cerita itu sendiri.
Sejatinya Film Pemandi Jenazah adalah suara hati dan problema perempuan. Misteri dan horor adalah kemasan cantik untuk menggulirkan cerita. Jadi esensinya ya suara hati perempuan dan kegelisahan perempuan. Bukankah perempuan pandai menyembunyikan kegelisahannya?
Hebatnya lagi penulis skenario, sutradara, produser dan tokoh sentral cerita kebanyakan perempuan. Yang lain ya tempelan, pemanis dan setidaknya pesuportlah gitu. Makin klop kan?
Sebagai catatan, Film horor “Pemandi Jenazah”, telah menggelar Gala Premiere di XXI Epicentrum, Jakarta (15/2). Acara ini dihadiri oleh para pemain film, sutradara, produser, dan tamu undangan lainnya, termasuk deretan selebriti ternama.
Saat itu dekorasi menyeramkan menghiasi seluruh area bioskop, seolah ingin menciptakan suasana mencekam yang selaras dengan tema film “Pemandi Jenazah”.
Film “Pemandi Jenazah”, bertutur tentang sosok Lela, anak dari Bu Siti yang berprofesi sebagai “Pemandi Jenazah” di kampungnya. Hidup Lela berubah saat secara mendadak Bu Siti
meninggal dunia. Kematian Bu Siti memaksa Lela untuk siap memandikan jenazah ibunya sendiri karena tidak ada lagi pemandi jenazah di kampung itu.
Lela pun berupaya mengubur sendiri perasaan sedihnya dan menjalankan proses pemandian jenazah ibunya sendiri. Dalam proses pemandian ini Lela menemukan kejanggalan dari jenazah ibunya. Lela menduga bahwa kematian ibunya tidak lazim. Sayang adiknya kurang menanggapi hal itu dengan baik.
Lepas itu, terjadi beberapa kematian dalam waktu singkat di desa tempat Lela tinggal. Anehnya mereka yang meninggal itu adalah teman-teman ibunya. Satu-persatu Lela terus menemukan kejanggalan dalam tiap jenazah yang dia mandikan. Salah satunya adalah keberadaan kawat di tubuh jenazah. Lela kemudian bertekad untuk mengungkap misteri yang terjadi. Sementara adiknya sendiri sibuk mondar-mandir membetulkan rumah seorang gadis yang selalu rusak.
Cerita pun bergulir dengan bangunan ketegangan yang tentu saja berupaya meneror penonton di bumbui jumpscare yang menggelitik untuk terus mengikuti guliran cerita yang memang menarik.
Puaskah penonton dengan sajian teror ala Pemandi Jenazah? Clarissa Eunike, salah satu Produser film Pemandi Jenazah mengatakan, ” Terbukti respon penonton sangat bagus di Gala Premiere. Kami juga bersyukur tiket Midnight Show film ini sold out di beberapa kota. Ternyata respon calon penonton bagus sekali dan banyak yang menantikan film ini,” ujar Clarissa Eunike.
Tentu saja ini membuat Sutradara film Pemandi Jenazah, Hadrah Daeng Ratu, penasaran dengan respon dari penonton film garapannya.” Saya berharap, bukan hanya suasana mencekam yang bisa di dapat oleh penonton. Tapi kita juga bisa lebih reflektif dalam menyikap kematian” ujar sutradara yang sebelumnya sukses dengan film Sijjin dan Makmum ini.
Akan halnya pemeran tokoh Lela, Aghniny Haque yang juga berharap, penonton dapat merasakan apa yang dia rasakan
saat syuting film ini. “Saya berharap penonton dapat menikmati chemistry kami dan roller coster cerita di dalam filmnya ” tandasnya
Selain Aqhniny, film ini juga diperankan oleh Djenar Maesa Ayu, Ibrahim Risyad, Amara Sophie, Nola B3, Mian Tiara dan Ruth Marini. Pemandi Jenazah dapat disaksikan mulai 22 Februari di seluruh bioskop Indonesia.
Film ini memang asyik-asyik aja dinikmati. Bukankah kematian dan memandikan jenazah itu lekat dengan kehidupan kita? Sebagaimana sutradara menandaskan, bahwa ia berharap, bukan hanya suasana mencekam yang bisa di dapat oleh penonton. Tapi kita juga bisa lebih reflektif dalam menyikap kematian itu sendiri. Itu intinya.
Hanya saja.kenapa ya suara doa selalu dibikin ngeblur kecuali pada doa ‘bismilah waamanillah warusulillah. Kecelakaan, ketidakcermatan atau kesengajaan? Apa pun itu produser dan sutradara pasti punya jawabannya.
Lalu adegan pengadilan massa bagus tervisual. Tapi di endingnya agak sedikit aneh aja. Rasanya muskil semuanya kabur tanpa menyisakan seseorang yang berempati? Lalu Polisinya kemana? Asyik ngopi? Bukankaha di scene sebelumnya ada Polisi di kampung itu? Jadi begitulah ceritanya.
Ncank Mail