Jakarta, swarabhayangkara.com – Film Bonnie, kehebatan seorang gadis yang diluar nalar. Asyik di tonton dengan catatan, harus menjaukan logika selama menonton.
Namanya juga film eksyen, ya yang paling penting ya penonjolan eksyen-eksyennya. Kalau cerita dan kelogiaan mungkin disingkirkan dulu asal gedebag gedebuknya seru dan asyik.
Tapi sebetulnya Bonnue punya dasar cerita yang menarik kalau memang penulis dan sutradara menggarapnya dengan serius. Cuma mungkin karena ingin lebih mementingkan eksyennya, pndalaman cerita kurang disentuh dengan sunguh sungguh.
Meski disatu sisi support banget dengan pergerakan dan perjuangan seorang Bonnie dalam melawan kezholiman, tapi logika juga harus berjalan. Jadi kurangilah kesaktian Bonnie, anak SMA dalam berkelahi. Toh Bonie bukan superhero semisal Sri Asih, Captain Marvel atau Supergirl. Jadi harusnya digarap lebih manusiawi aja biar biar asyik dicerna oleh penonton yang notabene adalah manusia juga.
Oh ya, dari pada cuma memvisualkan kedukaan seorang istri (Nadila Ernesta sebagai Kinanti) yang ditinggal suami ( Ariyo Wahab sebagai Sambara ) dengan mabok Anggur Merah dan berjudi, bukankah lebih baik divisualkan bagaimana ia menempa seorang anaknya hingga jadi perkasa seperti itu.
Tapi memang sulit dipungkiri, puas banget rasanya saat Bonnie menghajar para penjahat. Bonnie seolah mewakili kegeramsn kita terhadap kejahatan, ketidakadilan dan kebobrokan. Bonnie adalah suara hati kita!
Bonnie, film drama laga remaja, produksi perdana dari Tawang Khan Production tayang di bioskop mulai 29 Februari 2024. Film ini berkisah tentang Bonnie (Livi Ciananta), remaja perempuan berbekal kemampuan bela diri dalam menghadapi berbagai problematika di hidupnya. Ketika persoalan besar dari masa lalunya datang menghantui, ia harus berani bersuara.
Ide cerita ini berawal dari sutradara Agus H. Mawardy pada 2015 untuk membuat film bertema jagoan perempuan tapi bukan superhero. Skenario kemudian ditulisnya bersama Rita D.
Bonnie yang disutradarai oleh Agus H. Mawardy dan Marsha, serta diproduseri oleh Atmi S. dan Ali Masae ini merampungkan proses shooting selama kurang lebih satu bulan di Jakarta dan meluncurkan trailer resminya pada akhir Januari lalu dan siap dinikmati oleh penonton bioskop mulai 29 Februari 2024.
“Setelah development dan persiapan yang cukup panjang, bangga dan senang sekali rasanya film Bonnie akhirnya akan berjumpa dengan penontonnya. Semoga persembahan kami ini dapat memberikan warna baru dan menambah ragam film drama laga di Indonesia yang terbilang masih cukup jarang,” tutur Ali Masae, produser film ini.
Film Bonnie dibintangi sederet aktor, antara lain Livi Ciananta, Ariyo Wahab, Nadila Ernesta, Reza Hilman, Macho Hungan, dan Max Metino.
“Awalnya saya sempat menganggap enteng proses persiapannya. Ternyata sungguh sangat berat!,” ucap Ariyo Wahab tentang mempersiapkan perannya untuk film Bonnie. “Tapi saya sangat beruntung karena tim produksi menyiapkan sebuah sistem yang sangat proper. Latihan fisik yang sangat berat dengan sistem yang sangat rapi ternyata sangat membantu dalam proses saya men-deliver karakter saya dalam film ini. Tidak hanya itu, drama yang kuat dalam film ini membuat adegan-adegan laga yang dilakukan jadi punya alasan yang kuat dalam merespon drama yang sedang terjalin,” lanjutnya.
Adegan-adegan laga film Bonnie disutradarai oleh Fandy Fight dan didesain oleh All Star Team Indonesia dan melibatkan 1.200 stunt performers.
Dalam pembuatannya, film Bonnie memperkenalkan sebuah kolaborasi kerja yang berbeda, khususnya dalam penyutradaraan, di mana sutradara utama bekerja berdampingan dengan sutradara laga. “Belajar dari pengalaman bersama teman-teman stunt saat kami terlibat dalam film-film laga sebelumnya, kolaborasi ini dirasa sangat penting untuk menjaga kesinambungan dan ketepatan gambar ketika mengeksekusi adegan-adegan aksi dan drama dalam sebuah film laga,” ungkap Ical Labarani, salah satu pendiri Tawang Khan Production dan produser eksekutif film Bonnie tentang sistem penyutradaraan.
“Saya berharap penonton terhibur dengan film Bonnie dan ikut tergerak, tidak hanya hanyut dalam drama yang menyentuh hati tapi juga ikut merasakan empati yang dirasakan Bonnie dan karakter-karakter di film ini saat melihat ketidakadilan dan penindasan,” lanjut Ariyo tentang harapannya akan film Bonnie.
Tidak hanya itu, film ini juga memperkenalkan Livi Ciananta yang berperan sebagai tokoh utamanya, seorang bintang baru berbakat yang akan menambah warna dalam industri film negeri ini. Selama persiapan, Livi berlatih fisik secara intens selama tiga bulan di samping latihan reading dan persiapan lainnya. “Adalah kehormatan buat saya untuk memerankan Bonnie, karakter perempuan yang berani bersuara, sebagai debut saya dalam film layar lebar. Persiapan yang berat adalah tantangan dan saya sangat beruntung punya teman-teman dalam tim produksi film ini yang terus memberikan dukungannya sehingga saya bisa menjalaninya sampai selesai,” tutur Livi Ciananta. “Semoga perjuangan saya bersama semua tim membuahkan sebuah karya yang berarti dan membekas bagi para penonton.”
Agus H. Mawardy, salah satu sutradara dan penulis film Bonnie melontarkan harapannya, ”Semoga Bonnie menjadi film yang kuat dan melekat dalam ingatan kita semua sepanjang masa.”
Mendukung pernyataan Agus H. Mawardy, sutradara laga Fandy Fight turut menyuarakan harapannya, “Semoga hasil kerja keras seluruh cast dan crew film Bonnie bisa diterima dengan baik oleh semua orang, serta menjadi inspirasi bahwa kita bisa membuat sebuah karya baru yang sangat baik tanpa menjiplak karya orang lain. Ayo kita sama-sama bangkit dan semakin kritis dalam membuat karya-karya yang baru dan fresh, baik buat genre laga maupun lainnya.”
Ncank Mail