Jakarta, swarabhayangkara.com – Pendiri dan Pengasuh Pondok Pesantren As Sa’idiyyah 2 Bahrul Ulum, Tambakberas, Jawa Timur, Nyai Umdatul Qoirot menegaskan film Kiblat, besutan rumah produksi Leo Pictures tidak boleh tayang di Bioskop Indonesia jika merujuk pada posternya.
” Lah kok posternya ndangak begitu? Itu nyingkur kiblat. Bukan menghadap kiblat. Itu mesti ada misi atau niat yang tidak baik atas Ka’bah. Poster itu seolah menggambarkn ibadahnya orang bingung dan sinting. Gak tahu arah,” cetus Nyai Umda.
Nyai Umda mengimbuhkan, “Saya memang tidak tahu cerita filmnya itu seutuhnya. Tapi kalau kita lihat posternya sangat tidak layak. Gambar syaithon kok judulnya malah Kiblat.Kiblat itu kan hanya ke Ka’bah, arah menghadapnya orang muslim shalat. Kan jadi gak pas dengan gambarnya,” tegasnya, lewat pesan whatsapp, Rabu (27/3).
Dia menambahkan, “Kalau ini benar sungguh film ini tak pantas tayang dan edar. Menurut saya ini termasuk penistaan agama. Karena itu film ini tak boleh tayang di bioskop Indonesia. Bahaya dan menghina,” sambungnya.
Lanjutnya lagi, ” Saya pribadi kok yakin gambar itu akan membuat pemuka agama dan kaum muslimin marah. Ini tidak benar, sekalipun mungkin alasannya dari mereka untuk mencari sensasi dan popularitas receh,” tandas Dosen senior di Unwaha ini.
Nyai Umda tidak sreg dengan film itu lantaran menggunakan judul ‘Kiblat’ yang dianggap bisa mengarah pada penistaan agama dan berkonotasi negatif.
“Kalaul judulnya boleh saja. Tapi yang harus diketahui makna Kiblat adalah ‘ Arah’. Pusat menghadap kaum muslimin. Menghadapkan diri pada Sang Khaliq saat sholat. Nah kalau wajahnya menengadah begitu itu, sehabis ruku’ terus berdiri, maka jadinya kan malah membelakangi Ka’bah. Aneh kan? Logika berpikirnya dimana itu? Saya memang belum tahu bagaimana isi filmya. Tapi itu apakah poster itu bisa kita toleransi atas nama seni atau dagang? Kan tidak seperti itu persoalannya. Yang pasti kalau yang benar-bena shalat pasti tidak akan seperti itu,” urai aktifis Fatayat NU ini.
Nyai Umda menegaskan, kala.melihat gambar itu sebagai seorang pendidik di pondok ia merasa sangat tersinggung. Ia mengaku jujur kalau belum tahu falsafah apa yang tersimpn didalamnya secara jelas. Ia pun mengakui sering kali seni itu hanya untuk kepentingn seni itu sendiri. Kadang kurang mempertimbangkan perasaan orang yang bisa saja tersinggung.
“PH memang sering dan senang menggunakan promosi sensitif dan kontroversi agar menarik perhatian lalu banyak penonton. Itu maunya mereka. Strategi marketingnya begitu. Tapi kalau menyinggung agama tertentu urusannya akan lain. Harusnya malah tak boleh ditonton?” tandasya.
Bu Nyai tak memungkiri reaksi kaum agamawan malah kerap dipakai para pembuat film untuk menarik materi lewat perhatian publik. Menurutnya, hal itu tak bisa dibiarkan dan harus dilawan karena ini masuk kategori pelecehan.
“Seringkali reaksi keagamaan malah dimainkan oleh pebisnis untuk meraup untung materi. Yang gini tak boleh dibiarkan harus dihentikan,” tandas Bu Nyai Umda sambil menegaskan” Al Muslimu man salima’al muslimuna min lisanihi wa yadihi. Muslim sejati itu yang tidak menodai muslim yang lain, baik dengan lisannya maupun dengan tangannya (HR.Buchori)
Sebagai catatan , Kiblat konon merupakan salah satu film horor yang menggunakan konsep religi dalam penceritaannya. Belum jelas kapan film ini akan tayang di bioskop. Namun, film garapan sutradara Bobby Prasetyo diproyeksi akan tayang tahun ini.
Sederet artis papan atas membintangi film horor ini, di antaranya Yasmin Napper, Arbani Yasic, Ria Ricis, Hana Saraswati dan Dennis Adhiswara.
Ncank Mail