Kabupaten Tangerang, 21/4 (MSB) – Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Tangerang, Banten, meluncurkan program ekstrakurikuler keputrian di tingkat sekolah dasar (SD) di daerah tersebut sebagai upaya membangun sumber daya manusia (SDM) melalui pendidikan yang berkarakter.
“Ke depan saya berharap semua anak perempuan di Kabupaten Tangerang punya skill, punya bakat diasah, dan juga pergaulannya bisa lebih baik daripada anak-anak sekarang. Mudah-mudahan ke depan anak-anak sekolah ini bisa lebih baik, adabnya lebih tinggi terhadap orang tua, terhadap guru dan sesama,” kata Wakil Bupati Tangerang Intan Nurul Hikmah usai menghadiri pembukaan “Program Ekstrakurikuler Keputrian” dalam rangka memperingati Hari Kartini, di Tangerang, Senin.
Ia mengatakan, ekstrakurikuler keputrian merupakan program yang memberikan pembelajaran tentang kemampuan, bakat dan minat bagi siswa/siswi di sekolah.
Dimana, pendidikan yang disajikan sebagai dimaksud sebagai menciptakan peningkatan sumber daya manusia yang memiliki bakat dan berhasil menciptakan karakter yang beradab.
“Ini memang inovasi dari Dinas Pendidikan, karena memang awalnya itu skill-skill anak putri ini kurang terasa. Mungkin sejalan dengan perkembangan zaman, ex-school ini sudah tidak ada lagi. Dulu waktu saya SD, ada yang namanya belajar memasak, menjahit, belajar tata krama. Itu semua diajarkan,” katanya.
Ia menerangkan, ekstrakurikuler keputrian ini akan diterapkan diseluruh tingkat sekolah dasar yang ada di Kabupaten Tangerang, baik di tingkat negeri maupun swasta dengan total jumlah sebanyak 1.048 sekolah.
“Seluruh sekolah dasar, SD, negeri, dan swasta. Dan sumber bukunya semua dari Dinas Pendidikan. Jadi disupport sama Dinas Pendidikan semuanya, kurikulumnya,” ujarnya.
“Pendidikan ini tidak wajib. Jadi untuk penekanannya di kelas 5 dan kelas 6. Karena persiapan mereka ke jenjang di sekolah tinggi,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Kadindik) Dadan Gandana menambahkan bahwa program ekstrakurikuler keputrian ini penting dihadirkan sebagai membangun peran perempuan sejak dini.
Hal tersebut perlu diupayakan untuk memberikan tempat berkarya untuk seluruh siswa perempuan yang berkarakter dan beradab.
“Karena memang saat ini transformasi pendidikan kecakapan seperti itu sudah mulai hilang. Sudah mulai hilang oleh karena itu kita ingin coba membangun kembali bagaimana perempuan-perempuan kita nanti yang akan datang bisa memiliki kemampuan kecakapan yang mumpuni, memiliki wawasan, pengetahuan terhadap kewanitaan mereka,” katanya.
Menurutnya, dalam pembentukan pendidikan melalui ekstrakurikuler keputrian ini telah melalui kajian dan diskusi panjang bersama ahli. Sehingga, program tersebut sudah layak untuk diterapkan di seluruh satuan pendidikan yang ada.
“Kemudian kita meramu bersama-sama dengan mereka apakah saja yang diperlukan bagi anak-anak putri kita ini untuk persiapan masa depan mereka. Itulah yang kita uruskan,” kata dia.
(monti)