Jakarta, swarabhayangkara.com – Ini tentang Agape, sebuah Drama Multiplot Produksi Perdana HoLoFa Pictures. Bakal menarik kah?
Nun, di tengah lorong rumah sakit yang dingin dan bau antiseptik, tersimpan kisah-kisah manusia yang saling bertaut—bukan oleh darah, bukan pula oleh nasib, melainkan oleh cinta yang tak mengenal syarat: Agape.
Film AGAPE: The Unconditional Love, produksi perdana dari HoLoFa Pictures, hadir sebagai persembahan sinematik yang tak sekadar menyentuh, tetapi menelanjangi nurani. Disutradarai oleh Arie Azis dan ditulis dengan gemulai oleh Titien Wattimena bersama Beta Ingrid Ayu, film ini menyingkap empat kisah getir yang dijalin dalam ruang bernama harapan.
Di sana ada Kira (Sarah Beatrix), remaja yang tubuhnya digerogoti leukemia, sementara sang ibu Sania (Maudy Koesnaedi) membelah malam dan siang demi sejumput harapan—menjadi driver ojek daring di siang hari dan resepsionis karaoke di malam yang panjang.
Ada pula Gino (Pangeran Lantang), lelaki muda yang menanggalkan mimpi menjadi penyanyi demi menjaga adiknya, Gigi (Rania Putisari), gadis ceria dengan jantung yang rapuh sejak lahir.
Kisah lain mengalir dari Daffa (Tanta Ginting), bos kafe flamboyan yang tiba-tiba ditampar kenyataan: ginjalnya menua lebih cepat dari usia. Di sisinya, Bimo (Samuel Rizal), sahabat setia, mencoba mengerti bahwa pertemanan sejati adalah bentuk cinta yang tak kasat mata.
Dan di bangsal sebelah, Martha (Meriam Bellina), istri setia yang merawat suami sinisnya Yosua (Tyo Pakusadewo) yang digerogoti diabetes dan kenangan buruk. Putra mereka, Markus (Rendy Kjaernett), terjebak dalam pusaran luka keluarga yang tak kunjung sembuh.
Semua kisah ini dipertemukan oleh Rumah Sakit—ruang tunggu takdir—yang menjadi saksi akan cinta yang menyembuhkan dan luka yang menyatukan.
Di antara mereka, hadir pula wajah-wajah yang tak kalah getir: Masinton (Dwi Yan), eks sekuriti yang dimakan dimensi waktu; Chika (Chika Waode), penjaga kantin yang menjual lebih dari sekadar makanan; Dr. Pujiati (Dewi Yull), dokter tua yang menyimpan trauma tersendiri; hingga Prof. Astuti (Tutie Kirana), psikiater senior yang akhirnya menangis dalam diam.
Disulam dengan permainan akting para maestro dan talenta muda tanah air, AGAPE adalah simfoni kesedihan yang indah. Sebuah ode untuk mereka yang mencintai diam-diam, merawat tanpa pamrih, dan berharap meski nyaris putus asa.
Film ini berdurasi 105 menit, akan tayang serentak September 2025, dan dijamin menyentuh siapa saja yang pernah menanti sembuh—dari sakit, dari luka, atau dari kehilangan.
Karena di dunia yang penuh syarat, Agape hadir sebagai bukti: cinta sejati tak pernah minta kembali. Ia hanya memberi, bahkan ketika harapan nyaris mati.
Kita tunggu, bagaimana orkestrasi olahan Arie Azis. Menghadirkan tawa atau luka sinema kita? Wallahualam.
NMC







