Palu, 15/08 – Badan dan bahu Jalan Touwa, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Sulawesi Tengah, amblas membentuk lubang besar yang membahayakan pengendara. Kerusakan ini diduga kuat akibat bekas galian pipa Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Pasigala yang dikerjakan tanpa mematuhi standar teknis konstruksi.
Proyek pemasangan pipa di ruas jalan provinsi Biromaru–Karanjalemba–Touwa tersebut merupakan bagian dari pembangunan pipa distribusi air dan sambungan rumah Zona 3 dan Zona 4 di Kota Palu. Proyek ini masuk dalam program Emergency Assistance for Rehabilitation and Reconstruction (EARR) Cipta Karya, dengan nilai kontrak mencapai Rp155,42 miliar dan dikerjakan oleh perusahaan BUMN PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk.
Indikasi Pelanggaran Teknis
Pantauan di lapangan menunjukkan adanya indikasi penggunaan kembali material bekas galian sebagai timbunan, bukan material baru jenis Lapis Pondasi Agregat Kelas S (LPS) yang diwajibkan pedoman teknis Kementerian PUPR. Selain itu, tidak terlihat adanya proses pemadatan dengan alat berat sesuai kapasitas yang disyaratkan.
Akibatnya, permukaan jalan mengalami penurunan signifikan hingga amblas. Lubang besar yang terbentuk berada tepat di jalur vital Kota Palu, menimbulkan ancaman keselamatan dan mengganggu kelancaran arus lalu lintas.
Beban Potensial bagi Pemerintah Daerah
Proyek berada di bawah tanggung jawab Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BP2W) Provinsi Sulawesi Tengah yang saat itu dipimpin Sahabuddin. Jika kerusakan tidak segera diperbaiki oleh pihak pelaksana, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah terancam harus mengalokasikan anggaran perbaikan.
“Kalau kerusakan ini tidak segera diperbaiki oleh pelaksana proyek, Pemprov akan menanggung biaya perbaikan. Artinya, uang rakyat kembali terkuras,” ujar seorang sumber di lingkup pemerintahan yang enggan disebut namanya.
Gangguan Lalu Lintas dan Ancaman Kecelakaan
Kerusakan badan dan bahu Jalan Touwa tidak hanya merusak estetika kota, tetapi juga membahayakan keselamatan pengguna jalan, terutama pada malam hari atau saat hujan. Banyak pengendara terpaksa menghindar ke jalur berlawanan, yang memicu potensi kecelakaan dan kemacetan.
Jika tidak segera ditangani, kerusakan dikhawatirkan meluas sehingga membutuhkan biaya perbaikan yang jauh lebih besar. Padahal, Jalan Touwa merupakan jalur strategis yang menghubungkan pusat Kota Palu dengan wilayah Biromaru dan Karanjalemba, sehingga kerusakan di ruas ini akan langsung berdampak pada mobilitas warga.
(Benny)