Jakarta, swarabhayangkara.com – Seiring dengan meningkatnya kesadaran terhadap isu lingkungan global, industri daur ulang plastik PET menghadapi tantangan besar dalam hal keberlanjutan dan efisiensi. Menurut data dari UN Environment, dunia menghasilkan 300 juta ton limbah plastik setiap tahun, dengan sekitar 8 juta ton di antaranya mencemari lautan.
Dalam menghadapi tantangan ini, Ecolab, pemimpin global dalam solusi keberlanjutan, memperkenalkan teknologi inovatif untuk industri daur ulang plastik PET (RPET) guna mengoptimalkan penggunaan air dan menjaga standar kebersihan yang tinggi.
Solusi pembersihan dan sanitasi yang diperkenalkan oleh Ecolab ditujukan untuk membantu produsen RPET, seperti Amandina Bumi Nusantara, dalam meningkatkan kualitas produk sekaligus menghemat air dan energi. Dengan produksi 36.000 ton per tahun, Amandina telah merasakan peningkatan signifikan dalam efisiensi operasional berkat kemitraan dengan Ecolab.
Terence Tan, Direktur Pemasaran Ecolab Asia Tenggara, menekankan pentingnya solusi yang disesuaikan dengan kebutuhan unik produsen RPET. Evan Jayawiyanto, President Director Ecolab Indonesia, menambahkan bahwa pendekatan inovatif dan teknologi Ecolab berperan dalam mengurangi biaya operasional dan mendorong keberlanjutan dalam proses produksi RPET.
Melalui kolaborasi ini, Ecolab terus menunjukkan komitmennya dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan aman, khususnya di sektor daur ulang dan industri makanan dan minuman.
Ncank